Sabtu, 12 September 2009

Keceriaan anak dan Orang tua

Banyak anak kecil tetap ceria walaupun orang tuanya dalam kesulitan
Setiap orang tua dalam suatu keluarga kondisinya berbeda-beda, baik dalam hal penghasilan, status sosial, pekerjaan, kedudukan atau jabatan, dan lain sebagainya. Ada orang tua yang selalu dinaungi keberuntungan nasib, kondisi ekonomi berlimpah, karier cemerlang, jabatan tinggi dan dihormati masyarakat. Tetapi ada pula orang tua dalam suatu keluarga yang selalu diliputi dengan kesusahan, mulai dari kesulitan ekonomi atau kemiskinan, pekerjaan serabutan yang pendapatannya kecil dan tidak menentu, status sosial masyarakat yang rendah dan lain-lain.

Semua orang tua dalam suatu keluarga tentu menginginkan kondisi yang terbaik bagi keluarganya, tidak ingin keluarganya hidup menderita. Tetapi kebaikan tidak selalu memihak kepada semua orang. Ada keluarga yang terus hidup dalam kemiskinan dan kesulitan walaupun sudah bekerja keras sepanjang hari, tetapi hasilnya masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup semua anggota keluarga. Tentu kasihan melihat orang tua yang dalam kondisi seperti ini, yang sangat kelelahan setelah bekerja seharian, hanya membawa pulang sedikit uang.

Para orang tua bekerja keras demi keberlanjutan hidup keluarga, demi anak-anaknya agar hidup bahagia dan berkecukupan, terpenuhi semua kebutuhan dan tidak kelaparan. Walaupun sudah bekerja keras, masih banyak orang tua yang belum mampu memenuhi semua kebutuhan keluarganya, karena pendapatannya yang rendah. Bagi orang tua yang kondisi ekonominya kekurangan, beban hidupnya akan semakin bertambah jika mempunyai anak yang masih kecil, apa lagi jika anaknya banyak, maka beban hidup semakin berat lagi.

Dunia anak kecil adalah dunia bermain. Anak kecil harus sering bermain, untuk memacu pertumbuhan otak anak. Dengan bermain, anak kecil menjadi bahagia. Anak kecil harus sering bahagia. Anak kecil yang hidupnya tidak bahagia akan mengganggu mental anak tersebut. Untuk keluarga yang berekecukupan ekonomi, tentu tidak kesulitan membahagiakan anak karena mampu membelikan banyak mainan untuk anaknya agar anaknya bahagia.

Anak kecil senang bermain bersama teman-temannya. Ketika temannya mempunyai alat permainan baru yang belum dimilikinya, maka dia pun ingin memilikinya. Kemudian dia meminta dibelikan mainan baru seperti temannya. Jika orang tuanya dalam kondisi ekonomi yang serba sulit, tentu keinginan anak ini sulit dipenuhi. Orang tua dalam kondisi yang dilematis. Di satu sisi, orang tua ingin membahagiakan anaknya sendiri, tetapi di sisi lain, orang tua tidak mempunyai cukup uang untuk membeli mainan. Bagaimana mau mampu membeli mainan, untuk makan saja sulit.

Banyak anak kecil yang tidak peduli dengan kesulitan ekonomi yang dihadapi orang tuanya. Walaupun sudah tahu bahwa orang tuanya susah mencari uang, tetapi anak sering tidak mau tahu, yang penting adalah keinginannya memiliki mainan baru segera terwujud. Kemudian anak kecil merengek dan memaksa orang tuanya dengan penuh emosi agar orang tuanya bersedia membelikan mainan baru. Anak kecil belum dewasa, belum bisa mengontrol emosinya dengan sempurna. Orang yang sudah dewasa saja kadang masih belum bisa mengontrol emosi, apalagi anak kecil, pasti lebih sulit mengontrol emosi.

Demi kebahagiaan anak, orang tua rela melakukan apapun. Untuk itu orang tua bekerja lebih gigih lagi untuk mendapatkan tambahan pendapatan agar bisa membelikan mainan baru untuk anaknya. Orang tua pun pulang kerja dengan kondisi fisik yang lemah sekali karena sangat kelelahan setelah bekerja membanting tulang. Setelah dibelikan mainan baru oleh orang tuanya, anak kecil tersebut bahagia dan kembali ceria bermain bersama teman-temannya. Anak kecil itu tidak peduli sedikitpun melihat orang tuanya terlihat kelelahan sepulang bekerja seharian.

Kondisi seperti itu sering dialami masyarakat di sekitar kita. Banyak anak kecil yang sering meminta berbagai macam sesuatu pada orang tuanya, tidak peduli dan tidak mau tahu dengan kesulitan yang dialami orang tuanya. Bagi orang tua yang mengalami hal seperti itu, sebaiknya anak diberi pengertian, bahwa anak harus belajar memahami kesulitan yang dialami orang tua, anak tidak boleh meminta sesuatu yang terlalu memberatkan orang tua, karena kasihan kepada orang tua. Anak harus menyadari bahwa orang tua pasti menyayangi anaknya, jadi jika orang tua tidak memberikan sesuatu yang diinginkan anak, itu bukan berarti karena orang tua tidak sayang anak. Memberi kebahagiaan tidak harus selalu dengan memberikan sesuatu yang diinginkan anak.

Memberi kebahagiaan yang sesungguhnya adalah dengan cara memberikan kasih sayang yang tulus ikhlas kepada anak. Kasih sayang juga tidak harus selalu diwujudkan dengan memberi segala sesuatu yang diinginkan anak. Jika selalu meemberikan segala sesuatu yang diinginkan anak justru akan membuat anak menjadi manja, sering memaksakan kehendak, tidak sabar, malas berusaha dan serakah. Oleh karena itu diperlukan sikap orang tua yang bijaksana dalam menghadapi anak.

6 komentar:

simahir mengatakan...

Tulisan anda mengispirasi saya. Bahwa Kasih sayang tidak selalu harus diwujudkan dengan memenuhi keinginan anak. Saya mau catat ini. Mumpung anak saya masih kecil 10 bulan. Dan saya sedang belajar menjadi orangtua yang terbaik.
Terimakasih atas postingannya, Mas.

narti mengatakan...

artikelnya bagus.
benar sekali, kasih sayang bukan dengan memenuhi setiap permintaan anak atau dengan limpahan materi yang berlebih, tapi limpahan kasih sayang, memberi pengertian ke anak jauh lebih penting. (padahal aku juga masih belajar nih)

makasih.

Unknown mengatakan...

anak kecil itu manis2,mereka lucu dan aku suka

retnet mengatakan...

minal aidzin walfaidzin...
mohon maaf lahir bathin...
atas semua kesalahan, kesalahpahaman baik yang saya sengaja ataupun tidak...
blogger nganjuk

diva mengatakan...

Saya jg berusaha memberikan yang terbaik untuk anak2 saya

cika mengatakan...

anak2 adalah anugrah yang paliang indah mari kita jaga dan rawat baik2..

Posting Komentar